Sejarah ngarai sianok, panorama dulu dan kini - Mengunjungi Ngarai Sianok bukanlah satu dari agenda kami ketika datang ke SumBar. Bisa dibilang ini semacam kebetulan karena tujuan utama sebenarnya ke Goa Jepang. Namun karena tangga menuju Goa Jepang seperti Tembok Besar di China dan pastinya bikin ngos-ngosan.
Nah, Ngarai Sianok ini tepat berada dibelakang Goa Jepang. Berupa aliran sungai yang sayangnya tidak terlalu jernih dan sangat dangkal. Itulah kira-kira yang terlintas dipikiran saya ketika pertama kali datang ke tempat ini. Satu hal yang bikin menakjubkan adalah pemandangan disekitar ngarai benar-benar indah. Tebing ngarai menghujam hampir dalam posisi tepat 100 derajat. Tegak mengelilingi ngarai.
Penasaran dengan Ngarai ini sambil momong bocah saya pun googling tentang tempat wisata yang sebagian besar didatangi oleh warga setempat. Ada beberapa pondokan untuk kita beristirahat dan kedai makan sederhana. Makanan yang disajikan sebagian besar adalah cemilan dan makanan pokok tradisional. Lalu apa yang membuat Ngarai Sianok menjadi istimewa sejak jaman Belanda dulu? Berikut sejarah Ngarai Sianok yang harus kamu tahu!
Sejarah Ngarai Sianok
Sejarah Ngarai Sianok, panorama dulu dan kini - Ngarai sianok adalah lembah curam yang hampir seperti jurang, terletak di perbatasan kota Bukit Tinggi kecamatan Koto, kabupaten Agam, Sumatera Barat. Lembah yang memanjang dan berkelok ini merupakan gari batas dari selatan ngarai Koto Gadang sampai ke nagari Sianok Anam Suku dan berakhir di kecamatan Palupuh.
Kedalaman Ngarai Sianok jika diukur dari dinding tebing hingga ke sungai dalamnya sekitar 100 m dan membentang sepanjang 15 km dengan lebar sekitar 200 m. Ngarai Sianok sendiri merupakan bagian dari patahan yang memisahkan pulau Sumatera menjadi dua bagian memanjang. Warga sekitar menyebutnya patahan semangko. Patahan ini membentuk dinding yang curam bahkan tegak lurus membentuk lembah yang hijau.
Kondisi Ngarai yang unik ini ternyata hasil dari gerakan turun kulit bumi yang dialiri sungai. Dalam bahasa Minangkabau sungai ini disebut Batang Sianok artinya air yang jernih. Dahulu bisa jadi Batang Sianok ini memiliki air yang jernih namun ketika kami datang kondisi air keruh dan dangkal. Ketinggiannya hanya sekitar 30m dari dasar sungai. Namun tetap saja anak-anak antusias bermain apalagi ketika kami datang ada anak penduduk setempat yang sedang mandi. Jadi seru deh.
Di zaman kolonial Belanda jurang ini disebut sebagai karbouwengat atau dalam bahasa setempat disebut kerbau sanget. Ini juga tidak lepas dari sejarahnya dimana pada zaman dulu tempat ini dijadikan kawanan kerbau liar untuk mencari makan dan mandi.
Panorama Ngarai Sianok
Sejarah Ngarai Sianok, panorama dulu dan kini - Seperti tempat wisata lainnya yang memiliki sejarah panjang, Ngarai Sianok juga menyajikan panorama yang indah. Salah satu daya tarik sekaligus memiliki unsur magis adalah dinding tebing yang sumpah bikin deg-deg-an. Takut runtuh bo. Kalian bisa bayangin dinding tebing yang tegak menjulang sepanjang ngarai sekitar lebih kurang 15 km dari ujung ke ujung.
Keamanan untuk berwisata disini sih terbilang standar aja ya. Mungkin karena aliran sungai yang tidak begitu desar sehingga kekhawatiran hanyut di sungai tidak terpikirkan. Yang pasti jika kalian membawa anak kecil ke sini, berarti urusan keamanan kudu dijaga masing-masing.
Ngarai Sianok meskipun sudah sangat lama menjadi objek wisata nampaknya belum kehilangan daya tarik dari kunjungan wisatawan. Terbukti meskipun bukan waktu berlibur Ngarai Sianok tetap masih ramai dikunjungi khususnya wisatawan lokal.
Harapannya semoga kedepan Ngarai Sianok mengalami perbaikan khususnya transportasi, keamanan dan kebersihan lingkungannya. Untuk mencapai itu semua dibutuhkan kerjasama semua pihak baik pemerintah, pengelola, pedagang dan wisatawan untuk lebih menjaga kebersihan supaya nyaman untuk semuanya.
Post Comment
Posting Komentar