Foto pribadi |
Dahulu blog ini dibuat dan domainnya langsung dibeli sebagai hadiah untuk Azam. Ia yang kala itu masih berusia satu tahun kami hadiahi sebuah blog. Meskipun sampai sekarang Azam belum bisa mengisi blognya sendiri namun banyak kisah-kisah tentang dirinya yang saya tulis disini. Berharap esok ketika dia dewasa dia akan tahu bahwa kami sebagai orang tuanya ingin memberinya ingatan masa kecil tentang apa-apa yang pernah dilaluinya dengan membaca kembali blog ini.
Sayang ibunya moodie sehingga walaupun sudah berusaha sebaik mungkin tetap saja banyak kisah tentang dirinya yang terlewat begitu saja. Padahal ia akan tetap terpatri jika di tuangkan lewat tulisan. Iya sih saya masih bisa mengingat, namun dengan begitu banyaknya kejadian yang berlaku setiap hari mustahil saya dapat mengingat semua tentang dirinya. Sayang sekali.
Hari berganti bulan berlalu dan tahun berpindah semakin jauh. Tak terasa sudah 6 tahun blog ini ada seiring dengan usianya. Kemarin, tepat tanggal 5 Oktober 2017 Azam berusia 6 tahun. Tak ada acara istimewa, tak ada kado istimewa. Jika tahun lalu kami melewati dengan merayakannya di sekolah bersama teman-teman tahun ini kami hanya memberi bingkisan berupa makanan kecil dan sekotak nasi kuning. Sementara ayahnya memberi 4 pasang baju sebagai hadiah sekaligus oleh-oleh dari Jakarta karena sehari sebelum ulang tahunnya ayah pulang dari diklat selama 10 hari di sana.
Senang, tentunya karena menyenangkan Azam tidak sulit di beri kado berupa sebungkus wafer coklat saja dia sudah senang karena memang senang dengan jajanan.
Kue ulang tahun sebagai pengingat tak lupa dibelikan ayah sepulang dari kantor. Dan tentu tak sabarlah Azam ingin memotongnya. Tunggu punya tunggu habis magrib kami berkumpul untuk segera mengeksekusi kue ulang tahun tersebut. Tak banyak yang hadir karena memang tak ada undangan khusus. Hanya ada saya, ayahnya, adiknya, makcik Ida, Kak Diva, Abang Nanda dan Azam.
Setelah semua persiapan selesai kue langsung dipotong sambil menyanyikan "Potong kuenya...potong kuenya..." Tidak ada lagu selamat ulang tahun karena sesuai dengan ajaran dari sekolah yang disampaikan Bundanya bahwa menyanyikan lagu selamat ulang tahun sambil meniup lilin bukan ajaran islam. Azam tunduk pada perintah itu. Dan berpesalah ia pada saya:
"Bu, ngga usah tiup lilin karena yang tiup lilin bukan orang islam".
"Oke, bos"
Kue ulang tahun berbentuk kura-kura lucu warna warni disantap beramai-ramai. Seru karena ultah ke 6 ini sudah ada adik Habib yang ngerusuh, sibuk jari kecilnya nyolek-nyolek butter cake. Jejeritanlah Azam karena cangkang kura-kura jadi ngga berbentuk.
Do'a-do'a terbaik selalu terucap baik dari hati maupun lisan untukmu Azam. 6 tahun usianya sudah banyak yang dia pelajari baik di sekolah maupun di rumah. Bahkan tidak jarang Azam sering memberitahu ibu tentang apa-apa yang Azam ketahui. Contohnya:
"Bu, Kalau berwudhu buang air kumur-kumurnya ke sebelah kiri"
"Oh, gitu ya Zam. Siapa yang ngasih tau?"
"Haa itu.. Om, siapa ya Bu?"
"Bunda?"
"Bukan"
"Pak Ustadz?"
"Bukan"
"Om Bayu?"
"Haa iya.. Om Bayu. Dia itu mantap, Bu. Dia tau apa-apa soal sholat"
Kemudian dalam hati saya pun bersyukur karena dia masih ingat obrolan berfaedahnya ketika dia pulang ke rumah neneknya. Dan ketemu dengan Om Bayu aka adik saya.
Semoga kamu tetap istiqomah ya, Nak.
Post Comment
Posting Komentar