Mendidik anak menjadi salah satu dari sekian banyak tugas orang tua untuk kehidupannya kelak. Karena seperti yang kita tahu bahwa setiap anak itu dilahirkan dengan bakat dan kemampuannya masing-masing. Jika kita melihat anak orang lain dengan bakat yang luar biasa tentu timbul pertanyaan dihati kita, "Bakat anakku apa ya?" lalu kita akan melihat sang anak dan sedikit banyak pasti ada rasa kecewa jika ternyata anak kita tidak memiliki bakat yang menonjol.
Bunda, sebenarnya setiap anak itu istimewa mereka lahir dengan bakatnya masing-masing tinggal lagi bagaimana kita selaku orang tua mengetahuinya. Jangan sampai ketika anak sudah dewasa, mereka masih mencari jati diri dan keterampilan apa yang dapat ditonjolkan dan berguna untuk masa depannya. Karena itu penting bagi setiap orang tua untuk mengenali lebih jauh lagi tentang diri anak kita. Bunda tidak perlu takut jika ada perbedaan antara anak kita dengan anak lainnya, yakinlah bahwa anak kita tidak kalah hebat dari anak lainnya.
Agar anak dapat yakin menyongsong masa depannya, gali dan asah bakatnya sejak dini. Namun sebelum itu kenali tipe anak kita. Karena menurut Fredrikson Horo, pemerhati pendidikan dari komunitas sahabat anak mengatakan orang tua harus mengetahui bakat yang dimiliki anak sejak mereka berusia empat tahun. Nah, bagaimana cara mengetahuinya?
Masa penting pertumbuhan anak
Masa penting pertumbuhan anak dimulai sejak usia 4-14 tahun. Saat itu mereka mulai menunjukkan bakat alaminya. Namun kebanyakan anak baru mengetahui minat dan bakat mereka saat duduk dibangku SMP, padahal akan lebih baik jika sejak usia empat tahun bakat itu sudah mulai di asah. Manfaatnya pasti agar anak lebih siap menghadapi masa depannya kelak.
Oleh sebab itu, penting bagi orang tua untuk mendampingi anak agar ketika bakatnya muncul kita dapat membantunya untuk agar ia lebih fokus terhadap minatnya. Masa ini adalah masa dimana anak sudah dapat berfikir kritis terhadap diri, orang lain serta lingkungannya. Semua itu akan berdampak pada kehidupan dewasanya kelak.
Mengenal tipe kecerdasan anak
Anak yang cerdas bukan hanya yang pintar secara akademis atau Intelligence Quotient namun ada juga yang memiliki kecerdasan majemuk yaitu cerdas IQ dan EQ nya. Ada beberapa contoh kecerdasan majemuk misalnya kecerdasan musikal. Bunda bisa memperhatikan saat anak dengan mudah menghafal lirik lagu yang sedang ia dengar. Atau ketika memegang sebuah alat musik anak dapat dengan mudah memainkannya meskipun masih berantakan namun sudah menunjukkan note lagu. Jika tanda-tanda ini ada pada anak. Kemungkinan besar anak bunda memiliki kecerdasan musikal.
Contoh lain kecerdasan majemuk yaitu seorang anak yang memiliki keterampilan yang berbeda satu dengan laiinya. Misalnya ia piawai memegang kuas lukis dan disamping itu dia juga mudah menyelesaikan soal hitungan. Ini adalah dua bakat yang saling bertolak belakang namun bisa bersambungan dalam diri seorang anak yang multitask. Ciri seperti ini disebut kecerdasan intrapersonal, mereka tidak mudah down dan merupakan pejuang yang gigih.
Ketiga adalah kecerdasan interpesonal, ia berkaitan dengan sikap sosial anak dimasyarakat. Anak dengan kecerdasan ini lebih mudah beradaptasi dengan teman sebaya, adik, atau yang lebih dewasa darinya. Sikapnya terbuka dan mau menerima pendapat orang lain. Bunda bisa mengasahnya dengan menciptakan permainan atau tanya jawab tentang kesehariannya bersama teman atau lingkungannya.
Kecerdasan kinestetik, umumnya orang tua agak kesal dengan anak yang kinestetik karena anak dengan kecerdasan kinestetik tidak bisa diam, cenderung lasak. Banyak orang menyebut mereka anak yang tidak bisa diam. Bunda bisa mengetahui apakah anak bunda memiliki kecerdasan kinestetik dengan melihat geraknya saat melakukan sesuatu misalnya ketika berdoa, menulis, menggambar dan kegiatan lainnya.
Terakhir adalah kecerdasan visual. Mereka bisa mengerti tentang pemecahan sebuah persoalan hanya dengan melihatnya saja. Anak seperti ini cenderung pendiam namun teliti dan jeli dalam penyelesaikan masalah. Ciri anak visual mereka dapat denga mudah mengingat letak atau posisi suatu benda atau daerah meskipun hanya dilihat sekali. Imajinasi mereka juga tinggi sehingga mereka dapat membayangkan sebuah adegan yang direka sendiri.
Libatkan anak dalam berbagai perlombaan yang berkaitan dengan hobbynya
Anak-anak tentu akan suka jika diajak mengikuti sebuah lomba yang sesuai dengan hobbynya. Disini pekerjaan orang tua adalah membuka peluang sebesar-besarnya agar anak dapat mengembangkan hobbynya. Singkirkan ego jika ternyata keinginan orang tua tidak sama dengan hobby atau kesukaan buah hati. Sesuatu yang disukai tentu akan lebih mudah untuk dikerjakan, bukan? Nah, kenapa tidak melibatkan mereka dalam kegiatan yang mereka senangi agar kelak bakat mereka lebih bersinar.
Post Comment
Posting Komentar