Tidak terasa puasa sudah masuk hari ke 8 sejak mulai tanggal 6 Juni 2016. Bagi yang sudah terlatih berpuasa, rasanya menahan haus dan lapar sudah menjadi hal biasa. apalagi bagi fakir miskin yang memang sehari-harinya kekurangan makanan, maka puasa menjadi alternatif untuk menahan lapar.
Bagi anak-anak khususnya yang berusia di bawah 10 tahun, puasa merupakan hal baru yang harus di latih sejak dini. Puasa secara arti mudahnya adalah menahan haus dan lapar. Tidak usahlah buru-buru kita menjelaskan arti puasa menurut kitab. Karena belum tentu anak-anak memahami itu. Bahkan kalau boleh jujur, kita yang sudah dewasa saja kadang puasanya hanya sekedar menahan haus dan lapar. Badannya puasa tapi hatinya? lisannya? bahkan fikirannya siapa yang tahu.
Maka mengajarkan anak untuk belajar berpuasa tidaklah mudah mengingat mereka sendiri belum mengerti untuk apa kita berpuasa. Namun bukan berarti kita harus membiarkan saja sampai mereka besar, karena semakin banyak umurnya semakin susah mendidiknya. Mengingat mereka sudah mulai memiliki keinginan untuk memilih sendiri apa yang ingin dan yang tidak.
Bagi saya mengajarkan anak berpuasa tidak melulu hanya pada menahan haus dan lapar saja melainkan lebih dari pada itu yaitu kejujuran. Bagaimana seorang anak dapat jujur pada dirinya sendiri untuk tidak makan dan minum selama waktu berpuasa. Meletakkan kepercayaan kepada mereka lalu kemudian diam-diam dilanggarnya dengan alasan lupa. Ini merupakan tantaangan bagi para orang tua.
Di awal ramadhan sebaiknya dijelaskan kepada anak tentang berpuasa secara sederhana. Tentang apa itu sahur dan berbuka. Jangan abaikan tentang definisi lupa. Anak-anak saat ini sudah jauh lebih cerdas dari orang tuanya. Sedikit saja salah kalimat yang keluar maka pengertiannya bisa berbeda menurut mereka.
Satu kasus yang sering terjadi yaitu tentang makna lupa kalau sedang berpuasa. Ada seorang anak yang sedang belajar berpuasa dan dia bertanya pada ibunya.
"Bu, kalau saya haus boleh minum ngga?"
"Ngga boleh, Nak. Harus di tahan ya. Tapi kalau lupa ngga papa, tetap aja lanjut puasanya, kan lupa"
Bu, ibu kalimat lupa ini sering digunakan anak-anak untuk minum dan icip-icip makanan loh :). Menurut saya, ini menurut saya loh ya. Jangan dulu dijelaskan kalau lupa boleh lanjut puasanya. Biarkan dulu sampai terjadi. Misalnya anak tiba-tiba minum dan ketahuan. Tanyakan alasan kenapa dia minum, kalau jawabannya lupa dan dia jujur, katakan bahwa puasanya tidak batal tapi lain kali harus di ingat bahwa dia sedang berpuasa. Dengan begitu anak akan mengerti bahwa minum atau makan karena lupa masih dibolehkan berpuasa. Untuk selanjutnya ingatkan anak bahwa dia sedang berpuasa agar tidak terjadi lagi kasus lupa dalam kesehariannya menjalankan ibadah puasa.
Selamat menjalankan ibadah puasa bagi para anak di manapun berada :)
anak emang harus dilatih sejak dini untuk berpuasa yaitu dengan puasa setengah hari, agar kedepannya anak terbiasa untuk berpuasa
BalasHapuswww.aqiqahberkah.com
Ya, lebih baik dijelaskan secara umum dulu ya... Kalau puasa nggak boleh makan dan minum, tanpa tapi. Hehehe
BalasHapus