Azam, ibu ingat sekali hari dimana ibu akan melahirkan Azam.
Waktu itu jam 11 siang, ibu ditemani Kak Weta (anak makcik Azam)ke rumah sakit Pekanbaru Medical Centre. Ayah ngga bisa ngantar karena waktu itu ayah demam jadi ibu pergi dengan kakak sepupu Azam. Sampai di rumah sakit, ibu fikir, ibu hanya akan periksa kondisi Azam yang kala itu masih dalam perut ibu. Tapi waktu dokter Sri periksa perut ibu, kata dokter Azam sudah mau keluar jadi ibu ngga boleh pulang ke rumah.
Ibu masuk ke ruang rawat inap, ibu diberi obat biar Azam cepat keluar. Ibu sendirian di RS, kak Weta pulang ke rumah menjemput nenek. Sorenya ayah baru datang ke rumah sakit, ibu sudah mulai merasa sakit di bagian perut. Tapi ibu masih bisa merasakan kalau Azam bergerak-gerak di dalam perut ibu. Kata nenek, kalau Azam bener-bener sudah mau keluar Azam sudah ngga bergerak lagi. Ternyata benar, jam 11 malam perut ibu sakiiiiittt banget. Azam sudah ga bergera-gerak lagi. Kakak suster memeriksa perut ibu dan katanya Azam sudah mau keluar dari perut ibu.
Ibu di bawa ke ruangan bersalin, ibu sudah merasa sangat sakit, tapi ibu ga menangis sayang. Ibu hanya berfikir bahwa Azam harus keluar dengan selamat dan ibu juga harus selamat supaya bisa menemani Azam setelah keluar nanti. Jam 11.40 ibu sudah ngga tahan. Dokter bilang ibu harus mengejan sekuatnya. Ibu ingat sekali, waktu itu ayah nemani ibu dan kasih semangat supaya ibu kuat.
Alhamdulillah, Allah dengar do'a ibu. Selama Azam dalam kandungan ibu selalu berdo'a supaya Azam mudah keluar dari perut ibu. Allah dengar dan mengabulkan do'a ibu nak. Dalam dua kali mengejan Azam keluar dengan selamat. Dokter meletakkan Azam k dada ibu. Azam lahir dengan berat 2,9kg dan panjang 49cm. Azam tau ga, ibu senang sekali, ibu merasa kebahagiaan yang sangat.
Eh, ada sedikit masalah waktu itu. Azam keluar dalam keadaan keriput dan pucat. Kata dokter itu akibat Azam kelamaan dalam perut ibu, memang sih... usia kandungan lewat 17 hari. Kakak suster segera memasukkan Azam ke dalam inkubator supaya hangat. Besoknya ibu sudah ga sabar ingin melihat Azam. Ibu kangen, apa Azam juga kangen ibu?
Dua hari di rumah sakit, dokter sudah kasih izin kita untuk pulang. Katanya ibu dan Azam dalam keadaan sehat. Ayah sibuk ngurusin administrasi kita. Sementara kita berdua tenang-tenang saja. Duh, kita ga prihatin ya sama ayah, hehehehhe. Ga gitu nak, ayah melakukan tugasnya, ibu melakukan tugas ibu. Kami berdua selalu ingin yang terbaik untuk Azam. Anugrah Ilahi yang sangat kami syukuri.
Waktu itu jam 11 siang, ibu ditemani Kak Weta (anak makcik Azam)ke rumah sakit Pekanbaru Medical Centre. Ayah ngga bisa ngantar karena waktu itu ayah demam jadi ibu pergi dengan kakak sepupu Azam. Sampai di rumah sakit, ibu fikir, ibu hanya akan periksa kondisi Azam yang kala itu masih dalam perut ibu. Tapi waktu dokter Sri periksa perut ibu, kata dokter Azam sudah mau keluar jadi ibu ngga boleh pulang ke rumah.
Ibu masuk ke ruang rawat inap, ibu diberi obat biar Azam cepat keluar. Ibu sendirian di RS, kak Weta pulang ke rumah menjemput nenek. Sorenya ayah baru datang ke rumah sakit, ibu sudah mulai merasa sakit di bagian perut. Tapi ibu masih bisa merasakan kalau Azam bergerak-gerak di dalam perut ibu. Kata nenek, kalau Azam bener-bener sudah mau keluar Azam sudah ngga bergerak lagi. Ternyata benar, jam 11 malam perut ibu sakiiiiittt banget. Azam sudah ga bergera-gerak lagi. Kakak suster memeriksa perut ibu dan katanya Azam sudah mau keluar dari perut ibu.
Ibu di bawa ke ruangan bersalin, ibu sudah merasa sangat sakit, tapi ibu ga menangis sayang. Ibu hanya berfikir bahwa Azam harus keluar dengan selamat dan ibu juga harus selamat supaya bisa menemani Azam setelah keluar nanti. Jam 11.40 ibu sudah ngga tahan. Dokter bilang ibu harus mengejan sekuatnya. Ibu ingat sekali, waktu itu ayah nemani ibu dan kasih semangat supaya ibu kuat.
Alhamdulillah, Allah dengar do'a ibu. Selama Azam dalam kandungan ibu selalu berdo'a supaya Azam mudah keluar dari perut ibu. Allah dengar dan mengabulkan do'a ibu nak. Dalam dua kali mengejan Azam keluar dengan selamat. Dokter meletakkan Azam k dada ibu. Azam lahir dengan berat 2,9kg dan panjang 49cm. Azam tau ga, ibu senang sekali, ibu merasa kebahagiaan yang sangat.
Eh, ada sedikit masalah waktu itu. Azam keluar dalam keadaan keriput dan pucat. Kata dokter itu akibat Azam kelamaan dalam perut ibu, memang sih... usia kandungan lewat 17 hari. Kakak suster segera memasukkan Azam ke dalam inkubator supaya hangat. Besoknya ibu sudah ga sabar ingin melihat Azam. Ibu kangen, apa Azam juga kangen ibu?
Dua hari di rumah sakit, dokter sudah kasih izin kita untuk pulang. Katanya ibu dan Azam dalam keadaan sehat. Ayah sibuk ngurusin administrasi kita. Sementara kita berdua tenang-tenang saja. Duh, kita ga prihatin ya sama ayah, hehehehhe. Ga gitu nak, ayah melakukan tugasnya, ibu melakukan tugas ibu. Kami berdua selalu ingin yang terbaik untuk Azam. Anugrah Ilahi yang sangat kami syukuri.
tapak kaki Azam |
Sehari setelah Azam lahir |
oh Azam baik sekali. ibunya jadi mudah melahirkannya...
BalasHapus